Kamis, 17 April 2014

Empat Teori-Teori Yang Ada dalam Psikologi Sosial

Nama              : Mardiana
Nim                 : 11C20210005
Mata Kuliah : Psikologi Sosial

Empat Teori-Teori Yang Ada dalam Psikologi Sosial
Ada 4 orientasi dimana teori-teori itu dikelompokan yaitu :
Ø  Orientasi Faktor Penguat
Ø  Orientasi Teori Lapangan
Ø  Orientasi Kesadaran
Ø  Orientasi Psikoanalisa
A.    Orientasi Faktor Penguat
Salah satu aliran yang besar besar pengaruhnya dalam psikologi adalah aliran Behaviorisme. Menurut J.B. Watson dalam Sarwono  berpendapat bahwa agar psikologi dapat tetep ilmiah, maka ia harus objektif dan agar it tetep objektif ia hanya dapat mempelajari tingkah laku yang Nampak oleh mata (Overt), oleh sebab itu setiap tingkah laku ditentukan di atur oleh rangsang. Teori yang mementingkan hubungan dan tingkah laku balasan ini disebut teori rangsang balas (Stimulus-respons theory).
ü  Teori Rangsang-Balas Untuk Menerangkan Sikap
Teori rangsang-balas yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial seperti sikap (attitude).Maksud sikap disini adalah kecendurungan atau ketersediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu.Salah satu teori yang menerenagkan tentang terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Daryl Beum yang merupakan pengikut Skinner (berpandangan Operant).Beum mengemukakan empat asumsi dasar yaitu :
a.       Setiap tingkah laku,baik yang verbal maupun sosial,merupakan suatu hal yang bebas dan berdiri sendiri,bukan merupakan refleksi sikap,sistem kepercayaan,dorongan,kehendak,ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu.
b.      Rangsang atau tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku.Konsep ini hanya dapat didefinisikan dan diukur secara fisik dan nyata(tampak mata).
c.       Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sebetulnya hanya sedikit.Prinsip ini sangat tampak bervariasi karena bervariasinya lingkungan di mana hubungan rangsang-balas itu berlaku.
d.      Dalam analisis tentang tingkah laku perlu dihindari di ikutsertakannya keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul,baik yang bersifat fisiologik(kelelahan.kelaparan,dll) maupun yang bersifat konseptual (dorongan,kehendak,dll).
Berdasarkan asumsi-asumsi dasar diatas maka Beum mengemukakan teori tentang Hubungan Fungsional dalam interaksi sosial.Dalam teori tersebut,Beum menyatakan bahwa dalam interaksi sosial terjadi dua macam hubungan fungsional,pertama adalah hubungan fungsional di mana terdapat kontrol penguat,yaitu jika tingkah laku-balas ternyata menimbulkan penguat yang bersifat ganjaran.Dalam hal ini ada-tidaknya atau banyak-sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas.Hubungan fungsional yang kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu.Hubungan fungsional yang seperti ini disebut hubungan fungsional di mana terdapat kontrol diskriminatif dan tingkah laku-balas yang terjadi hanya jika ada rangsang diskriminatif disebut tact
Teori ini termasuk dalam aliran Behaviorisme moderat dan merupakan modifikasi serta penyederhanaan Teori Perkuatan Leonard Clark Hull yang dihasilkan oleh kerjasama dari John Dollard dan Neal Miller. Selain itu, teori ini juga bertolak dari Teori Psikoanalitis serta temuan-temuan dan generalisasi dari antropologi sosial. Maka tidak diragukan lagi teori ini bercorak klinis dan sosial. Dalam makalah ini, Teori Perkuatan Dollard dan Miller akan dibagi secara ringkas ke dalam lima sub pokok bahasan mulai dari, Struktur Kepribadian, Dinamika Kepribadian, Perkembangan Kepribadian,
a.      Struktur Kepribadian
Dollard dan Miller kurang menaruh minat pada unsur-unsur struktural atau unsur-unsur yang relatif tidak berubah dalam kepribadian, tetapi berminat pada proses belajar dan perkembangan kepribadian. Kebiasaan adalah konsep struktural kunci dalam teori ini sebagaimana telah dijelaskan dalam eksperimen bahwa kebiasaan merupakan asosiasi antara stimulus (baik eksternal maupun internal) dan respon. Susunan dari kebiasaan yang telah dipelajari tersebut membentuk kepribadian.
Sejumlah kebiasaan melibatkan respon internal yang membangkitkan stimulus internal yang bersifat dorongan (drive). Dorongan itu sendiri merupakan stimulus yang cukup kuat untuk mengaktifkan perilaku. Dorongan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
ü  Dorongan Primer (primary drives):
Adalah dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kondisi fisik atau fisiologis, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Dorongan primer ini dianggap kurang penting oleh Dollard dan Miller dalam tingkah laku manusia karena fungsinya telah tergantikan oleh dorongan sekunder.
ü  Dorongan Sekunder (secondary drives):
Merupakan asosiasi pemuasan dari dorongan primer, seperti kecemasan, rasa takut, gelisah, dan sebagainya. Dorongan sekunder ini dibandingkan dengan dorongan primer dianggap memiliki peranan yang lebih penting dalam tingkah laku manusia karena lebih tampak secara nyata dan dipandang sebagai bagian-bagian kepribadian yang bersifat menetap.
B.     Teori Orientasi Lapangan
Teori Lapangan (Field Theory) atau dinamakan juga teori psikodinamika,sering dikira orang hanya dikemukakan oleh Kurt Lewin Hal ini tidak benar karena selain Kurt Lewin ada tokoh-tokoh lain yang juga mengemukakan Teori Lapangan seperti Tolman,Wheeler,Lashley,dan Brunswik.Kelebihan Kurt Lewin atas tokoh-tokoh lainnya adalah bahwa Lewinlah yang paling jauh mengembangkan teori Lapangan ini sehingga ia dikenal sebagai tokoh yang paling terkemuka.
Salah satu ciri yang terpenting dari teori Lapangan adalah bahwa teori ini menggunakan metode “konstruktif”.Ini merupakan metode yang digunakan Lewin sebagai pengganti metode “klasifikasi” yang pada waktu itu lazim digunakan.Menurut Lewin,metode klasifikasi mempunyai kelemahan karena hanya mengelompokkan objek studi berdasarkan persamaan-persamaannya.Pengelompokan seperti ini bersifat statis.Padahal Lewin menghendaki metode yang dinamis karena objek studinya adalah tingkah laku yang dinamis pula.Sifat dinamis ini ada pada metode konstruktif yang mengklasifikasikan objek-objek studinya berdasarkan hubungan antara satu objek dengan objek lainnya.
1. Konsep-konsep Dasar Teori Lapangan
a. Lapangan Kehidupan
Lapangan kehidupan dari seorang individu terdiri dari orang itu sendiri dan lingkungan kejiwaan (psikologis) yang ada padanya.Demikian pula lapangan kehidupan suatu kelompok adalah kelompok itu sendiri ditambah dengan lingkungan tempat kelompok itu berada pada suatu saat tertentu.
Lapangan kehidupan terbagi-bagi dalam wilayah-wilayah (region) atau disebut juga lingkungan kehidupan (life-sphere).Lingkungan kehidupan ini ada yang bersifat nyata (reality) seperti ibu,teman,pekerjaan,dan sebagainya dan ada pula yang bersifat maya (irreality),seperti harapan,cita-cita,dan sebagainya.Jadi lapangan kehidupan mempunyai dimensi nyata-maya(dimensi R-I).Dimensi kedua dari lapangan kehidupan adalah kecairan(fluidity) dari lingkungan-lingkungan kehidupan tersebut di atas.Kecairan berarti dapat terjadi gerak,perpindahan dari satu wilayah ke wilayah yang lain yang tergantung pada keras atau lunaknya dinding-dinding pembatas dari masing-masing wilayah dalam lapangan kehidupan itu.
Dimensi lain dari Lapangan Kehidupan adalah “waktu psikologik”.Walaupun cara pendekatan yang digunakan Lewin adalah ahistoris,perkembangan lapangan kehidupan itu sendiri menyebabkan adanya masa lalu,masa kini,dan masa depan psikologik.Dalam kombinasinya dengan dimensi nyata-maya (R-I),dimensi waktu ini memberikan sifat yang dinamis pada lapangan kehidupan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan lapangan kehidupan yaitu :
1.      Meningkatkan diferensiasi dalam suatu wilayah;
2.      Dua atau beberapa wilayah menggabung menjadi satu;
3.      Diferensiasi berkurang;
4.      Suatu wilayah pecah.membebaskan diri dan membentuk wilayah sendiri;
5.      Restrukrusasi,yaitu ada perubahan pola pada wilayah-wilayah dalam lapangan kehidupan,tetapi tidak terjadi diferensiasi.
b. Tingkah Laku dan Lokomosi
Tingkah laku menurut Lewin adalah lokomosi (locomotion) yang beraryi perubahan atau gerakan pada lapangan kehidupan.Lokomosi dapat terjadi karena ada “komunikasi” antara dua wilayah dalam lapangan kehidupan seseorang.Komunikasi antara dua wilayah tersebut menimbulkan ketegangan (tension) pada satu wilayah dan ketegangan menimbulkan kebutuhan (need) dan kebutuhan inilah yang menyebabkan tingkah laku.Namun,sebelum kebutuhan bisa menimbulkan lokomosi,masih ada satu faktor lagi yaitu batas-batas (barrier) wilayah yang bersangkutan.Kalau batas itu kaku dan kenyal,maka batas itu akan sukar ditembus oleh daya(forces) yang ada dalam lapangan kehidupan seseorang sehingga sulit terjadi lokomosi.Sebailknya,kalau batas wilayah-wilayah itu lunak,maka akan terjadi pertukaran daya antar wilayah sehingga wilayah-wilayah yang berkomunikasi itu berada dalam tingkat ketegangan yang seimbang kembali.
b.      Daya(Forces)
Kurt Lewin membagi-bagi daya dalam beberapa jenis berikut ini :
1.      Daya yang mendorong.
2.      Daya yang menghambat.
3.      Daya yang berasal dari kebutuhan sendiri.
4.      Daya yang berasal dari orang lain.
5.      Daya yang impersonal (daya yang tidak berasal dari kehendak sendiri maupun dari orang lain melainkan dari situasi).
c.       Ketegangan (tension)
        Meredakan ketegangan tidak berarti bahwa ketegangan itu harus hilang sama sekali (dalam keadaan nol),melainkan ketegangan itu disebarkan secara merata dari satu wilayah ke wilayah-wilayah lain dalam lapangan kehidupan.Dengan perkataan ini,peredaan ketegangan berarti tercapainya equilibrium (keseimbangan) di antara wilayah-wilayah.Dengan demikian,ketegangan suatu wilayah tertentu bisa mereda,tetapi secara umum ketegangan di seluruh lapangan kehidupan belum tentu mereda.
2. Penerapan Teori Lewin
a. Konflik
Konflik adalah suatu keadaan di mana ada daya-daya yang saling bertentangan arah,tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira sama.Ada tiga macam konflik,yaitu :
1.      Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict),yaitu orang (P) berada di antara dua valensi positif yang sama kuat.
2.      Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict),yaitu P berada di antara dua valensi negatif yang sama kuat.
3.      Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict),yaitu P menghadapi valensi positif dan negatif pada jurusan yang sama.
b.      Tingkah Laku Agresif
Dalam eksperimennya,Kurt Lewin dan kawan-kawan menemukan bahwa dalam kelompok anak laki-laki yang diberi tugas-tugas tertentu di bawah pimpinan seorang pemimpin yang demokratis ,maka tampak bahwa tingkah laku agresif yang timbul berada dalam taraf yang sedang (medium).Akan tetapi,kalau pemimpin kelompok itu adalah seorang otoriter,maka perilaku agresif mereka menjadi tinggi atau justru sangat rendah.
4.      Kelebihan dan Kekurangan Teori Lapangan
Sumbangan terbesar dari Teori Lapangan adalah adanya bukti bahwa penelitian psikologi sosial dapat juga dilakukan dengan metode eksperimental dan dapat dilakukan dalam laboratorium.Akan tetapi,teori ini juga mengandung beberapa kekurangan yaitu :
ü  Kurt Lewin tidak menyajikan teorinya secara sistematis
ü  Banyak konsep dan konstruk yang tidak didefinisikan secara jelas sehingga memberi arti yang kabur
ü  Teori ini terlalu bersibuk diri dengan aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehingga agak mengabaikan tingkah laku motoris yang “covert” (nampak dari luar)
Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya(penyalahgunaan topologi).
3. Teori tentang Hubungan Interpersonal :
a. Mengamati Orang lain
Pengamatan terhadap orang lain sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dari pengamatan terhadap objek-objek lainnya(meja,pohon,dll).Hanya saja orang yang diamati itu memiliki kemampuan emosi,kehendak,keinginan,dan sentimen yang tidak terdapat pada benda mati.Lagi pula,seseorang(P) yang mengamati orang lain (O) tahu bahwa O tersebut juga mengamati P kembali.
b. Orang Lain sebagai Pengamat
Dalam pengamatn terhadap lingkungannya,termasuk terhadap orang lain(O),seorang (P) menyadari bahwa O juga mengamati P.Pengetahuan ini berpengaruh terhadap P dalam tiga hal,yaitu tindakan,harapan,dan sifat-sifatnya.
c.       Analisis yang Naif terhadap Tindakan Orang
Dalam hubungan interpersonal,seseorang mengamati dan menginterpretasi perilaku atau tindakan orang lain.Dalam menginterpretasi tindakan orang lain itu dilakukan analisis secara sederhana(naif) dan dalam analisis itu dicari sifat-sifat bawaan (dispotitional properties) dari orang yang sedang diamati tersebut.Sifat-sifat bawaan adalah faktor-faktor yang mendasari perilaku seseorang yang tidak berubah-ubah(permanen).Sifat-sifat bawaan inilah yang membuat perilaku orang dapat diperkirakan,stabil,dan dapat dikendalikan.
d.      Kausalitas Personal dari Impersonal
Heider membedakan gejala dalam hubungan interpersonal dalam dua jenis,yang disebutnya sebagai kausalitas personal dan kausalitas impersonal.Dalam kausalitas personal,P dengan sengaja menghasilkan X.Tujuan P (Yaitu X) adalah tetap (equifinality) dan untuk mencapai tujuan itu P akan mengubah-ubah tindakannya kalau ia menghadapi situasi yang berbeda-beda.
e.       Hasrat dan Kesenangan
Hasrat(desire) adalah sesuatu yang harus ada terlebih dahulu sebelum timbul percobaan(trying).Dengan perkataan lain,hasrat merupakan prakondisi dari percobaan,sedangkan kesenangan (pleasure) adalah pengalaman yang timbul akibat (setelah) percobaan.
f.       Sentimen
Sentimen adalah perasaan yang timbul dalam diri seseorang (P) kepada orang lain (O) atau benda-benda lain (X).Sentimen ada dua macam :positif dan negatif,yang oleh Heider dinamai suka (like) dan tidak suka (dislike).Pengaruh dua macam ini sentimen ini terhadap hubungan interpersonal adalah bahwa ia dapat menimbulkan atau menghambat pembentukan unit (unit information) dan keadaan berimbang(balances state).
g.      Keharusan dan Nilai
Keharusan adalah hal-hal yang dituntut oleh lingkungan (bukan oleh orang lain) untuk dilakukan P.Jadi keharusan bersifat impersonal.Nilai juga bersifat impersonal.Nilai menurut Heider hanyalah menyangkut segi positif dari suatu hal.Jadi,kalau suatu hal dianggap bernilai oleh P,maka P menganggap hal tersebut positif.Perbedaan antara keduanya adalah bahwa keharusan merupakan hasil dari daya-daya yang secara nyata selalu bekerja,sedangkan nilai lebih merupakan daya yang masih potensial dan baru muncul dalam bentuk perilaku dalam keadaan tertentu.
h.      Permintaan dan Perintah
Permintaan didasarkan pada sentimen positif dimana P bergantung pada O dan mengharapkan hasil X.Sebaliknya,perintah didasarkan pada kekuasaan P terhadap O.O harus melaksanakan apa yang diperintahkan P karena P dapat melakukan sesuatu yang mempengaruhi O.
i.        Keuntungan dan Kerugian
Jika O melakukan apa yang diminta atau diperintahkan P,maka O memberi keuntungan (benefit) kepada P karena ia memberikan X yang bernilai positif karena P.Sebaliknya,kalau O tidak melakukan apa yang diminta atau diperintahkan P,maka O akan merugikan P karena X bernilai positif tidak diperoleh P.
d.      Reaksi terhadap Pengalaman Orang Lain
Persepsi terhadap pengalaman orang lain (O) menimbulkan reaksi yang oleh psikologi common sense disebut “emosi”.
2. Teori Lapangan tentang Kekuasaan
Kekuasaan sosial (social power) menurut Cartwright adalah masalah yang sangat penting dalam menganalisis perilaku sosial.Karena itu sudah banyak definisi yang dikemukakan tentang kekuasaan sosial ini.Reformulasi Cartwright tentang definisi kekuasaan berbunyi sebagai berikut : “Kekuasaan A atas B dalam rangka mengubah X menjadi Y pada waktu tertentu sama dengan kekuatan maksimum dari daya-daya yang dapat dihasilkan oleh A ke jurusan tersebut (X ke Y),pada waktu tersebut”.
1.      Teori tentang Kekuasaan Sosial
Teori yang dikembangkan oleh French ini terutama membahas proses pengaruh mempengaruhi dalam kelompok,khususnya dalam kaitannya dengan pendapat dan perubahan pendapat kelompok.Proses ini menurut French melibatkan tiga pola relasi dalam kelompok,yaitu hubungan kekuasaan antar anggota kelompok,pola komunikasi dalam kelompok,dan hubungan antar pendapat dalam kelompok.
2.      Teori tentang Kerjasama dan Persaingan
Dalam situasi kerjasama,wilayah yang menjadi tujuan dari seorang anggota kelompok atau subkelompok hanya dapat dimasuki oleh individu atau oleh subkelompok yang bersangkutan jika individu-individu lain atau subkelompok lain juga bisa memasuki wilayah tujuan itu.Sedangkan dalam situasi persaingan,kalau seorang individu atau suatu subkelompok sudah memasuki wilayah tujuan,maka individu-individu atau subkelompok yang lain tidak akan bisa mencapai wilayah tujuan mereka masing-masing.
C. Orientasi Psikoanalisis
Psikoanalisis pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud, memang teori yang kontroversual. Teori freud memang sulit dipahami. Sebab yang pertama adalah karena konsepnya berubah-ubah (berkembang) terus. Kedua karena psikoanalisis hanya berfungsi sebagai teori, tetapi sekaligus juga teknik terapi dan teknik analisis kepribadian manusia. Ketiga, freud sendiri tidak banyak menulis tentang psikologi kelompok . Konsep-konsep freud sendiri antara lain:
a.Variable-variable interpersonal dan aparat-aparat psikos.
Aparat-aparat psikis menurut freud dapat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu
ü  Libido
Libido adalah energi vital. Energi ini sepenuhnya bersifat kejiwaan dan tidak boleh dicampurkan dengan energi fisik yang bersumber pada kebutuhan-kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Freud mengemukakan bahwa manusia terlahir dengan sejumlah insting (naluri). Insting dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
insting hidup (life insting) dalah naluri untuk mempertahankan hidup dan keturunan dan
Insting mati (death insting) adalah naluri yang menyatakan bahwa suatu saat orang itu akan mati insting mati ini menyebabkan perilaku-perilaku agresif.
Sifat, kekuatan dan cara penyaluran dari libido pada masa kanak-kanak sangat menentukan kehidupan kejiwaan dan kepribadian orang yang bersangkutan. Karena itu masa kanak-kanak dipandang freud sebagai masa kritis yang penting sekali artinya.
ü  Struktur kejiwaan
Jiwa oleh freud dibagi dalam 3 bagian yaitu;
Kesadaran (consciousness) ada;lah bagioan kejiwaan yang berisi hal-hal yang disadarinya, diketahuinya.
Prakesadaran (preconsciousness) adalah bagian kejiwaan yang bersikan hal-hal yang sewaktu-waktu dapat dipanggil ke kesadaran melalui asosiasi-asosiasi.
Ketidaksdaran (uncosciousness) adalah proses-proses yang tidak disadari, akan tetapi tetap berpengaruh pada tingkah laku orang yang bersangkutan.
ü  Struktur kepribadian
Ada 3 sistem yang terdapat dalam struktur kepribadian yaitu;
Jiwa seorang bayi yang baru lahir hanya terdiri dari id. Isinya adalah impuls-impuls yang berasal dri kebutuhan-kebutuhan biologic dan impuls-impuls inilah yang mengtur seluruh tingkah laku bayi. Semua cirri ketidak sadaran berlaku buat id; amoral, tidak terpengaruh oleh waktu, tidak memperdulikan realitas, tidak menyensor diri sendiri dan berkerja atas dasar prinsip kesengan. Obyek-obyek yang diperlukan untuk memenuhi impuls-impuls Dari id terletak dalam realitas, maka id menerlukan suatu system yang dapat menghubungkan dengan realitas (dunia nyata). Oleh karena itulah tumbuh system baru dalam jiwa bayi yaitu ego. Pertumbuhan ego sejak bayi itu dikonfrontasikan dengan kenyataan bahwa realitas adalah suatu hal yang tidak busa diperlakukan seenaknya saja. Fungsi utama ego adalah menghadapi realitas dan menterjemahakan untuk id.
Ego juga beroperasi atas dasar proses berpikir sekunder. Persepsi dan kognisi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses sekundera tersebut.
Superego adalah system moral dari kepribadian berisi norma-norma budaya, nilai-nilai social dan tata cara yang sudah diserap kedalam jiwa superego mempunyai prinsip yang bertewntangan dengan id. Superego berprinsip mencari kesempurnaan. Superego terbentuk sebagai reaksi terhadap tata aturan masyarakat yang dihadapkan kepada anak oleh orang tua ( atau tokoh orang tua) melalui mekanisme hukuman dan ganjaran. Tujuan utama proses sosilissi menurut freud adalah pembentukan superego yang sehat. Orang yang tersosialisasi adalah orang yang menerima tata aturan masyarakat sebagai aturan-aturannya sendiri. Tugas ego adalah menyusun strategi tingkah laku sedimikian rupa sehingga keinginan kedua pihak terpenuhi dan sekaligus nsesuai dengan realitas.
2. Pertahanan Ego
Untuk melindunginya dirinya dari keadaan yang menyenangkan itu ego melakukan maneuver (gerakan) yang disebut pertahanan ego Ego defense). Pertahanan ego ini mempunyai 2 ciri yaiti; mengabaikan atau mengacaukan realitas dan berkerja pada taraf ketidaksadaran.
a.      Represi
Represi adalah memasukan hal-hal yang tidak menyenangkan dari dalam kesadaran, ke dalam ketidaksadaran. Hal yang tidak menyenangkan misalnya; cinta anak pada ibunya sendiri, rasa benci pada ayah, ketakutan akan dikeberi oleh ayah dsb. Energi-energi yang timbul sebagai akibat hal-hal yang direpres itu kemudian dapat disalurkan kepada obyek-obyek atau tingkah laku yang berbahaya buat ego.
b.   Proyeksi
Dalam proyeksi seseorang melontarkan impuls-impuls, kainginan-keinginan, ide-ide dari dirnya yang tidak dapat diterimanya sendiri, kepada obyek atau orang lain diluar dirinya.
c.   Pembentukan reaksi (Reaction Formation)
Mekanisme pembentukan reaksi adalah menekan impuls-impuls yang tidak disukai kedalam ketidaksadaran dan memunculkan hal yang justru berl;awanan dalam kesadaran
d.   Penolakan (denial)
Penolakan adalah mekanisme pertahanan ego yang paling primitif. Caranya ialah dengan menganggap tidak ada hal-hal yang sesungguhnya ada.
e.    Sublimasi
Sublimasi adalah deseksualisasi impuls-impuls seksual dari id. Libido disalurkan ke dalam tingkah laku artistic, keterampilan-keterampilan teknis dsb.

3. Psikologi kelompok menurut freud
Teori freud sebenarnya lebih dekat kepada antropologi social dari pada psikologi social. Beberapa prinsip yang berlaku edalam fungsi kelompok menurut freud;
a.       Fungsi masyarakat adalah untuk menghambat dan mereres impuls-impuls naliriah perorangan.
b.      Keluarga adalah aparat dasar dari masyarakat.
c.       Ego bertugas sebagai perantara antara batas-batas social dan insting.
d.      Manusia dan lingkungan sosialnya selalu berda dalam konflik yang tiada henti.
e.       Kelompok-kelompok dan masyarakat terbentuk sebagai kelanjutan keterikatan libido anak pada orang tuanya.
f.       Keadilan social timbul dara persaan saling membutuhkan dan saling memenuhi antar anggota masyarakat.
g.      Pranata-pranata sosial.
h.      Pembentukan masyarakat tidak disebabkan oleh adanya satu atau dua objek yang punya kekuasaan yang luar biasa, disebabkan oleh sublimisasi dan deseksulisasi libido kedorongan persahabatan.
Teori Psikoanalisis tentang Sikap Sosial
Teori ini diajukan oleh Sarnoff, materi teori ini menyangkut sikap (attitude) yang diterangkan berdasarkan mekanisme pertahanan ego. Menurut Sarnoff dalam Sarwono (1984:173) diantara berbagai sikap yang ditunjukan oleh manusia, ada yang fungsinya mempertahankan ego dari ancaman bahaya, baik yang dating dari luat maupun dari dalam diri sendiri.
Terdapat konsep-konsep dasar yang dipaparkan oleh Sarnoff dalam Sarwono antara lain:
a.      Motif
Adalah suatu rangsang yang menimbulkan ketegangan (tension), dan ketegangan itu mendorong orang yang bersangkutan untuk meredakannya.
b.      Konflik
Jika ada dua motif yang bekerja pada satu saat yang sama maka akan timbullah konflik. Batasan ini didasarkan pada pra anggapan yang dikemukakan Sarnoff bahwa setiap individu hanya dapat melayani (meredakan) satu motif pada satu saat, jika konflik ini tidak dipecahkan maka konflik tersebut bisa berlarut-larut dan individu yang bersangkutan bisa jadi korban motif-motifnya sendiri yang saling bertentangan.
c.       Pertahanan Ego (ego defense)
Jika individu menghadapi rangsang atau situasi yang berbahaya maka ego akan terancam. Ancaman bahaya ini akan menimbulkan motif takut pada inidividu yang bersangkutan. Kalau motif takut sudah tidak dapat ditolerir lebih lanjut dan orang yang bersangkutan tidak dapat melepaskan diri dari objek yang ditakuti itu maka ia akan mempertahankan egonya. Respon mempertahankan atau melindungo ego ini disebut pertahanan ego.
d.      Sikap (attitude)

Sikap berfungsi untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh motif-motif tertentu. fungsi sikap ini dapat dilakukan dalam kesadaran yang penuh dan bisa pula berupa bagian dari suatu proses yang tidak disadari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar